Video adalah konten pembelajaran yang kaya dan menyenangkan. Media ini mendukung pembelajaran multi-sensori yang melibatkan teks, gambar bergerak, dan audio. Memfasilitasi banyak indra dalam memahami suatu konsep memungkinkan siswa membuat lebih banyak koneksi kognitif. Oleh karena itu, mereka dapat memahami konsep dengan lebih baik dan lebih cepat. Hal tersebut dipaparkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Psychology Today berjudul “Video Vs Text: The Brain Perspective”. Otak manusia memproses konten pembelajaran video 60.000 kali lebih cepat daripada teks.
Namun, video masih dianggap sebagai media pembelajaran interaksi satu arah. Peserta didik hanya akan memperoleh masukan belajar secara pasif tanpa memberikan respon apapun. Oh ya, mungkinkah kita memiliki media pembelajaran yang semenyenangkan video namun memfasilitasi interaksi dua arah? Jawabannya tentu saja YA. SCORM adalah solusinya.
Apa itu SCORM?
SCORM adalah singkatan dari Sharable Content Object Reference Model. SCORM dibangun oleh organisasi Departemen Pertahanan AS yang disebut ADL pada tahun 2000. Tujuan ADL adalah menciptakan standar yang akan mempermudah pengindeksan konten pembelajaran yang digunakan dalam e-learning.
SCORM adalah standar teknis untuk konten LMS sehingga konten SCORM dapat “ditampilkan dengan baik” dalam berbagai LMS. Misalnya, konten SCORM yang sama dapat diputar di dalam Moodle, Open edX, dan perangkat lunak LMS lainnya tanpa perubahan apa pun.
SCORM memiliki lima versi yaitu SCORM 1.1, SCORM 1.2, SCORM 2004 Edisi ke-2, SCORM 2004 Edisi ke-3, dan SCORM 2004 Edisi ke-4. Versi yang paling banyak digunakan adalah SCORM 1.2 dan SCORM 3rd Edition. Namun, pastikan LMS yang Anda gunakan kompatibel dengan SCORM sebelum memutuskan versi mana yang akan digunakan.
Bagaimana cara membuat Konten SCORM?
Untuk membuat konten SCORM, Anda membutuhkan lebih banyak usaha dan keterampilan teknis. Ada tiga langkah yang harus dilakukan jika ingin membuatnya dari awal tanpa bantuan authoring tools apa pun. Langkah-langkahnya adalah:
Kumpulkan semua informasi yang diperlukan seperti teks, gambar, audio, dan video. Simpan file-file tersebut di dalam satu folder tertentu. Kemudian buat storyboard untuk merencanakan bagaimana file-file tersebut akan disatukan.
Buat versi HTML dari course yang Anda buat sehingga konten SCORM dapat ditampilkan di situs web atau LMS. Tahap ini terlalu menantang jika Anda bukan tech type. Jadi, sebaiknya menggunakan authoring tools saja.
Tambahkan file SCORM ke LMS. Anda harus membuat berbagai file teks untuk
mendeskripsikan kursus Anda menggunakan istilah-istilah SCORM. Kemudian, masukkan ke dalam format ZIP bersama dengan konten HTML yang telah Anda buat. Tahap ini diperlukan untuk mengaktifkan proses LMS kursus Anda dan mencatat statistik pembelajaran.
Bagi Anda yang bukan tech type, sekali lagi, langkah-langkahnya terlalu menantang. Jadi, Anda dapat menggunakan alat pembuat (authoring tools) untuk membuat SCORM yang dapat digunakan tanpa keterampilan teknologi tertentu seperti HTML dan XML. Contoh autoring tools untuk membuat SCORM adalah iSpring, Articulate Storyline, Adobe Captivate, Lectora, dll. Sebagian besar alat pembuat SCORM tidak dikenai biaya.
SCORM disarankan untuk digunakan dalam LMS untuk menunjang pelaksanaan e-learning karena memiliki beberapa manfaat. Berikut adalah beberapa manfaat SCORM.
Manfaat SCORM untuk e-learning
Kompatibilitas
Bayangkan jika SCORM adalah sebuah DVD dan LMS adalah DVD playernya.
Baik LMS maupun pemutar DVD (DVD player) berasal dari berbagai merek. Saat Anda membeli film dalam format DVD, Anda tidak perlu khawatir dengan jenis atau merek pemutar DVD untuk memutarnya. Apakah itu Toshiba, Sharp, atau Panasonic. Semua merk DVD player bisa memutar filmnya. Itu karena DVD adalah format standar internasional. Jadi, bisa dikenali oleh semua merk DVD player.
Begitu juga dengan SCORM. Anda dapat mengakses konten SCORM di berbagai merek LMS. Ketika memutuskan untuk berganti LMS provider Anda tidak perlu khawatir. Konten SCORM yang telah Anda buat akan tetap dapat ditayangkan dengan baik. Langsung saja unggah ke LMS baru Anda. Namun, pastikan LMS tersebut kompatibel untuk mengakses format SCORM. Salah satu LMS paling direkomendasikan yang kompatibel dengan SCORM adalah LMS Katalis.App.
Struktur pembelajaran yang jelas
Anda dapat membuat struktur pembelajaran yang jelas dan menentukan aturan untuk berpindah dari satu bagian ke bagian lain. Misalnya, seorang siswa perlu mempelajari suatu materi terlebih dahulu, kemudian menonton video, dan terakhir mengikuti kuis.
Merekam progres
Peserta didik tidak harus menyelesaikan materi pembelajaran sekaligus dengan sekali duduk. Mereka dapat memutuskan jumlah waktu yang akan dihabiskan untuk untuk belajar menggunakan SCORM dalam LMS. Hal ini akan berguna bagi karyawan yang mengikuti pelatihan dan harus menyesuaikan dengan jam kerja atau kesibukan mereka. SCORM memberi kemudahan semudah mengklik tombol Next atau berhenti di mana pun dan kapan pun mereka mau.
Feedback
SCORM dapat melaporkan kemajuan peserta didik dan hasil penilaian. Ketika pelajar telah menyelesaikan kursus, sistem juga akan menunjukkan skor dan status penyelesaian mereka.
Meningkatkan keterlibatan peserta didik
Konten e-learning harus menarik bagi peserta didik untuk meningkatkan keterlibatn dan antusiasme mereka. Keterlibatan peserta didik merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai keberhasilan program pembelajaran. Dalam program e-learning, keterlibatan peserta didik dapat diupayakan melalui LMS dan inovasi konten pembelajaran.
Seperti yang telah dibahas di atas, video merupakan konten pembelajaran yang efektif dan menyenangkan karena memfasilitasi pembelajaran multi-sensori. Sayangnya, video hanya memfasilitasi interaksi satu arah. Dengan menggunakan SCORM, kita dapat memberikan konten pembelajaran yang menyenangkan seperti video dan sekaligus memfasilitasi interaksi dua arah.
Dengan menggunakan SCORM, konten pembelajaran akan lebih interaktif, menyenangkan, dan dinamis. Peserta didik tidak hanya pasif membaca teks atau menonton video untuk mendapatkan penjelasan tetapi juga menggerakkan kursor untuk memilih bagian penjelasan selanjutnya. Mereka juga akan menggerakkan kursor atau menyentuh layar untuk memutar animasi penjelasan materi.
Selain itu, kuis dalam SCORM lebih bersifat interaktif. Peserta didik dapat langsung menjawab pertanyaan berbentuk pilihan ganda drop-down, jawaban singkat, menarik garis untuk menjodohkan pernyataan, dll. Di bagian kuis juga memungkinkan penyisipan video dan gambar untuk memperjelas pertanyaan atau meningkatkan pemahaman siswa terhadap pertanyaan. Oleh karena itu, konten pembelajaran SCORM akan lebih menantang sekaligus menyenangkan.
Karena pembelajaran aktif lebih efektif daripada pembelajaran pasif, SCORM yang menunjang e-learning interaktif ini memiliki peran penting. Jadi, tunggu apa lagi? Mari fasilitasi peserta didik dengan konten SCORM. Namun, pastikan Anda menggunakan LMS yang kompatibel dengan SCORM. Misalnya, LMS Katalis.App.
0 Comments
Leave A Comment