Apa itu modul eLearning?

Modul eLearning adalah sumber digital yang digunakan untuk tujuan pendidikan, biasanya digunakan untuk pembelajaran online atau jarak jauh. Formatnya dapat berupa materi berbasis teks, video, game interaktif, simulasi, animasi, SCORM, dll. Modul eLearning dirancang untuk mempermudah pembelajaran mandiri dengan pace/kecepatan daya tangkap masing-masing individu. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar modul eLearning benar-benar efektif untuk digunakan.

Mendesain modul eLearning yang efektif

Modul yang efektif adalah modul yang bisa memenuhi fungsinya menjadi jembatan untuk memahami konsep materi yang sedang dibahas. Kelebihan dari modul elearning yaitu tidak terbatas pada teks karena ada peran teknologi yang memungkinkan penggunaan berbagai format sehingga penyampaian materi lebih menarik. 

Berikut adalah tips untuk mendesain modul eLearning yang efektif.

  1. Tentukan tujuan pembelajaran

Langkah awal yang harus dilakukan dalam mendesain modul apapun adalah menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah deskripsi kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik atau peserta pelatihan setelah mempelajari materi tertentu. Dengan memiliki tujuan pembelajaran yang jelas, konten materi akan lebih terarah. Selain itu juga akan lebih mudah untuk menentukan format modul yang paling tepat untuk dibuat.

Menurut kurva kelupaan Ebbinghaus, manusia akan melupakan 50% informasi baru yang diperoleh dalam kurun waktu 1 jam dan melupakan 90% informasi tersebut dalam seminggu. Dengan demikian, modul pembelajaran sebaiknya dibuat dengan singkat, efisien, dan fokus dengan tujuan pembelajaran agar lebih mudah diingat. Modul dengan penjelasan materi yang terlalu banyak bisa menurunkan motivasi belajar.

  1. Gunakan format yang variatif

Format modul eLearning bisa berupa teks, video, infografis, game interaktif, simulasi/roleplay, animasi, slide, SCORM, dll. Video biasanya digunakan untuk menunjukkan bagaimana suatu proses atau alur kerja terjadi. Infografis digunakan untuk menyajikan proses atau data. Sedangkan simulasi biasa digunakan untuk lebih memahami pengaplikasian konsep dalam konteks nyata.

Gabungkan video, gambar, suara, dan media lain untuk merangsang indera yang berbeda sehingga membantu meningkatkan konsentrasi dan mencegah kebosanan. Hal itu bisa membuat memori bertahan lebih lama. Penggunaan format modul eLearning yang variatif juga akan membuat konten lebih berenergi dan memudahkan pembelajar mengasimilasi pengetahuan dengan lebih baik.

  1. Gunakan latihan untuk menstimulasi pembelajaran

Latihan dan assessment berguna untuk mereview materi yang telah dipelajari dan mengukur pemahaman peserta didik. Berikan kuis dengan format yang interaktif dan atraktif di setiap akhir pembahasan materi. Hal ini juga akan memacu keaktifan peserta didik.

Latihan dapat disajikan dalam berbagai format menarik seperti pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi kalimat, studi kasus, maupun esai. Pembuatan soal latihan juga perlu diperhatikan dengan cermat agar benar-benar mengukur kemampuan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat.

  1. Gunakan prinsip pembelajaran adaptif

Pembelajaran adaptif memungkinkan peserta didik atau peserta pelatihan untuk belajar sesuai dengan daya serap masing-masing. Salah satu prinsip dalam pembelajaran adaptif adalah menggunakan media ajar yang memberikan penjelasan-penjelasan singkat. Dengan demikian, untuk menjelaskan materi yang memiliki pembahasan kompleks harus dibagi menjadi beberapa bagian.

Prinsip lain dalam pembelajaran adaptif adalah memberikan feedback yang cepat kepada siswa atau peserta pelatihan. Tujuannya agar mereka dapat mengetahui hal-hal yang belum dikuasai atau pemahaman yang perlu ditingkatkan lagi. Jadi, modul pembelajaran harus mengintegrasikan teknologi untuk memberikan latihan yang interaktif dengan hint atau feedback langsung.

  1. Dapatkan feedback tentang performa modul

Mengevaluasi performa modul juga penting dilakukan untuk meningkatkan kualitasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan model evaluasi Kirkpatrick level 2 yaitu mengenai pembelajaran. Fokus dalam level ini adalah mengetahui tingkat pemahaman peserta didik atau peserta pelatihan dengan pertanyaan “apakah materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik?” dan “apakah penyampaian materi sudah ideal?”.

Kesimpulan

Desain modul elearning yang efektif menjadi salah satu penentu suksesnya pembelajaran. Sebab, modul yang efektif bisa membantu penggunanya memahami materi dengan lebih mudah. Untuk mendesain sebuah modul elearning yang efektif, hal yang harus diperhatikan yaitu menentukan tujuan pembelajaran, menggunakan format yang variatif, menggunakan latihan untuk menstimulasi pembelajaran, menggunakan prinsip pembelajaran adaptif, dan mendapatkan feedback tentang performa modul.

Meskipun demikian, modul elearning yang sudah didesain dengan efektif tetap harus didukung oleh Learning Management System (LMS) yang proven. LMS yang digunakan harus kompatibel untuk menjalankan apapun format modul yang digunakan. Sebab, jika tidak, modul justru akan menyebabkan distraksi dalam pembelajaran.

Katalis.App adalah LMS yang paling direkomendasikan karena kompatibel dengan berbagai format modul. Kerja yang berbasis Open edX membuat Katalis.App siap mendampingi program elearning Anda tanpa harus memiliki server dan kerumitan teknis. Penawaran harga yang diberikan pun sangat menarik dan tidak memberikan beban biaya besar di awal.

Tertarik diskusi lebih lanjut dengan Katalis.App? Hubungi kami di sini.

Dapatkan Update Artikel Kami!

* indicates required